1. Definisi Psikoterapi
Dilihat secara etimologis, psikoterapi memiliki arti yang
sederhana, yaitu ‘psyche’ yang artinya jelas, yaitu ‘mind’ atau sederhananya:
jiwa dan ‘therapy’ dari bahasa Yunani yang berarti ‘merawat’ atau ‘mengasuh’,
sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek
kejiwaan. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan ‘psychotherapy’ tidak
tercantum, tetapi ada ‘psychotherapeutic’ yang di artikan sebagai perawatan
terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk
melakukan intervensi psikis. Dengan demikian psikoterapi adalah perawatan yang
secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis
terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.
2. Tujuan Psikoterapi
4. Perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling
perbedaan lainnya :
6. Bentuk-bentuk utama dari terapi
Menurut Watson & Morse (1977), psikoterapi dirumuskan sebagai: bentuk dari
interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, pada mana pasien memulai karena
ia mencari bantuan psikologik dan terapismenyusuk interaksi dengan dasar
psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan menyendalikan diri
dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya.
Perumusan lain diberikan oleh corsini (1989) yang mengatakan bahwa psikoterapi
sulit dirumuskan secara tepat. Corsini merumuskan psikoterapi sebagai berikut:
psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak
biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang
atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak
menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan
atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif
(kelainan pada fungsi berpikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan
emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku.
tujuan psikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang mengganggu (mulai dari masalah ringan sampai gangguan mental berat) agar bisa berfungsi kembali dengan ptimal sehingga klien tersebut bisa merasa dirinya lebih sehat mental.
adapun tujuan psikoterapi lainnya :
adapun tujuan psikoterapi lainnya :
a. Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
b. Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
c. Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)
d. Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus-menerus pada pasien)
3. Unsur-unsur Psikoterapi
Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’
dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1. Peran sosial (martabat)
2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7. Resosialisasi,
8. Rekapitulasi
2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7. Resosialisasi,
8. Rekapitulasi
4. Perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling
secara umum, persamaan & perbedaannya dapat dilihat
sebagai berikut :
Persamaan :
dasar : teori, metode & data ilmiah yang telah dikaji
secara empirik (observasi, wawancara, test, teori2)
teknik2 ilmiah : pembicaraan, latihan2
aturan : biaya, waktu, tempat, alat2,
Perbedaan
Konseling
|
Psikoterapi
|
< intensif
|
> intensif
|
preventif
|
Kuratif / reapartif
|
Fokus : edukasi, vocational, perkembangan
|
Fokus : remedial
|
Setting : sekolah, industri, social work,
|
Setting : rumah sakit, klinik, praktek pribadi,
|
Jumlah intervensi <
|
Jumlah intervensi >
|
supportive
|
rekonstructive
|
Penekanan “normal”
/ masalah ringan
|
Penekanan “disfungsi” / masalah berat
|
Short term
|
Long term
|
perbedaan lainnya :
- konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis.
- konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
- konseling lebih terstrukur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.
5. Pendekatan Psikoterapi dan Mental illness
a) Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis
dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854)
pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah
penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin dalam tubuh. Lalu
dikembangkan terapi injeksi insulin. juga mulai dikembangkan upaya bedah otak
di London.
b) Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap
perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan,
krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang
dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial,
ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan
sepanjang hidup individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun
(1856-1939)
c) Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial
atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus
mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan
kondisi sosio-budaya tertentu.
d) Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yaitu menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
• Psikoterapi Suportif:
- Mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme
defensi yang ada
- Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan
yang baru dan lebih baik.
- Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih
adaptif.
Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis
emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi
lingkungan, terapi kelompok.
• Psikoterapi Reedukatif:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits)
tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.Cara atau pendekatan:
Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama.
• Psikoterapi Rekonstruktif:
Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik
nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian
seseorang.
Daftar Pustaka :
Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:
Gunung Mulia.
Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian
Psikiatri UCLA. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Guze Barri. (1997). Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC
Guze Barri. (1997). Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC
Julianto Simanjuntak. (2009). Konseling Gangguan Jiwa & Okultisme. Bandung: Gramedia pustaka utama
Mappiare, Andi. (1992). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Wirawan Sarwono, Sarlito. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Mashuudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRciSoD
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDYQFjAD&url=http%3A%2F%2Fsrini.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F13996%2Ftespengantr-fix.doc&ei=Ldg4U8PKHMyVrge82IGIAQ&usg=AFQjCNFXJjp23sIXhGI3V093o0qFDc-WIg&sig2=z1CHk-ToyWXN9s0WcWQKVg&bvm=bv.63808443,d.bmk
Wirawan Sarwono, Sarlito. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers
Mashuudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRciSoD
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDYQFjAD&url=http%3A%2F%2Fsrini.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F13996%2Ftespengantr-fix.doc&ei=Ldg4U8PKHMyVrge82IGIAQ&usg=AFQjCNFXJjp23sIXhGI3V093o0qFDc-WIg&sig2=z1CHk-ToyWXN9s0WcWQKVg&bvm=bv.63808443,d.bmk