Kamis, 03 April 2014

PSIKOTERAPI

1. Definisi Psikoterapi

Dilihat secara etimologis, psikoterapi memiliki arti yang sederhana, yaitu ‘psyche’ yang artinya jelas, yaitu ‘mind’ atau sederhananya: jiwa dan ‘therapy’ dari bahasa Yunani yang berarti ‘merawat’ atau ‘mengasuh’, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan. Dalam Oxford English Dictionary, perkataan ‘psychotherapy’ tidak tercantum, tetapi ada ‘psychotherapeutic’ yang di artikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologis terhadap pasien yang mengalami gangguan psikis atau hambatan kepribadian.

Menurut Watson & Morse (1977), psikoterapi dirumuskan sebagai: bentuk dari interaksi antara dua orang, pasien dan terapis, pada mana pasien memulai karena ia mencari bantuan psikologik dan terapismenyusuk interaksi dengan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan menyendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan dan tindakannya.
Perumusan lain diberikan oleh corsini (1989) yang mengatakan bahwa psikoterapi sulit dirumuskan secara tepat. Corsini merumuskan psikoterapi sebagai berikut: psikoterapi adalah proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berpikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku.

2. Tujuan Psikoterapi
tujuan psikoterapi adalah untuk mengembalikan keadaan kejiwaan klien yang mengganggu (mulai dari masalah ringan sampai gangguan mental berat) agar bisa berfungsi kembali dengan ptimal sehingga klien tersebut bisa merasa dirinya lebih sehat mental.
adapun tujuan psikoterapi lainnya :
a. Perawatan akut (intervensi krisis dan stabilisasi)
b. Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku berat)
c. Pemeliharaan (pencegahan keadaan memburuk jangka panjang)
d. Restrukturisasi (meningkatkan perubahan yang terus-menerus pada pasien)

3. Unsur-unsur Psikoterapi
Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’ dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
1. Peran sosial (martabat)
2. Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3. Hak
4. Retrospeksi
5. Reduksi
6. Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7. Resosialisasi,
8. Rekapitulasi


4. Perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling
secara umum, persamaan & perbedaannya dapat dilihat sebagai berikut :

Persamaan :
dasar : teori, metode & data ilmiah yang telah dikaji secara empirik (observasi, wawancara, test, teori2)
teknik2 ilmiah : pembicaraan, latihan2
aturan : biaya, waktu, tempat, alat2,

Perbedaan

Konseling
Psikoterapi
< intensif
> intensif
preventif
Kuratif / reapartif
Fokus : edukasi, vocational, perkembangan
Fokus : remedial
Setting : sekolah, industri, social work,
Setting : rumah sakit, klinik, praktek pribadi,
Jumlah intervensi <
Jumlah intervensi >
supportive
rekonstructive
Penekanan “normal”
/ masalah ringan
Penekanan “disfungsi” / masalah berat
Short term
Long term

perbedaan lainnya :
  1. konseling pada umumnya menangani orang normal, sedangkan psikoterapi terutama menangani orang yang mengalami gangguan psikologis.
  2. konseling lebih edukatif, sportif, berorientasi, sadar, dan berjangka pendek. sedangkan psikoterapi lebih rekonstruktif, konfrontatif, berorientasi tak sadar, dan berjangka panjang.
  3. konseling lebih terstrukur dan terarah pada tujuan yang terbatas dan konkret. sedangkan psikoterapi sengaja dibuat lebih ambigu dan memiliki tujuan yang berubah-ubah serta berkembang terus.

5. Pendekatan Psikoterapi dan Mental illness
a)    Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin dalam tubuh. Lalu dikembangkan terapi injeksi insulin. juga mulai dikembangkan upaya bedah otak di London.

b)   Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuele pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun (1856-1939)

c)    Sosiological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.

d)   Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar falsafahnya tetap ada, yaitu menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

6. Bentuk-bentuk utama dari terapi
• Psikoterapi Suportif:
- Mendukung fungsi-fungsi ego, atau memperkuat mekanisme defensi yang ada
- Memperluas mekanisme pengendalian yang dimiliki dengan yang baru dan lebih baik.
- Perbaikan ke suatu keadaan keseimbangan yang lebih adaptif.
Cara atau pendekatan: bimbingan, reassurance, katarsis emosional, hipnosis, desensitisasi, eksternalisasi minat, manipulasi lingkungan, terapi kelompok.

• Psikoterapi Reedukatif:
Mengubah pola perilaku dengan meniadakan kebiasaan (habits) tertentu dan membentuk kebiasaan yang lebih menguntungkan.Cara atau pendekatan: Terapi perilaku, terapi kelompok, terapi keluarga, psikodrama.

• Psikoterapi Rekonstruktif:

Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.






Daftar Pustaka :

Gunarsa, S.D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.

Maulany, R.F. (1994). Buku Saku Psikoterapi: Residen Bagian Psikiatri UCLA. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Guze Barri. (1997). Buku Saku Psikiatri. Jakarta : EGC

Julianto Simanjuntak. (2009). Konseling Gangguan Jiwa & Okultisme. Bandung: Gramedia pustaka utama

Mappiare, Andi. (1992). Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Wirawan Sarwono, Sarlito. (2009). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Pers

Mashuudi, Farid. (2012). Psikologi Konseling. Jogjakarta: IRciSoD

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CDYQFjAD&url=http%3A%2F%2Fsrini.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles%2F13996%2Ftespengantr-fix.doc&ei=Ldg4U8PKHMyVrge82IGIAQ&usg=AFQjCNFXJjp23sIXhGI3V093o0qFDc-WIg&sig2=z1CHk-ToyWXN9s0WcWQKVg&bvm=bv.63808443,d.bmk

0 komentar:

Posting Komentar